eh,,bentar. Barusan saja salah seorang teman saya mencoba mengnalisa tipe belajar. Menurut hasilnya, saya adalah tipe pembelajar visual, yang menceritakan sesuatu sesuai dengan apa yang dilihat. Saya membenarkan hasil analisanya itu, memang saya lebih senang melihat sesuatu untuk lebih memahaminya.
Oke, balik lagi ke keinginan saya tentang melihat salju..hasil analisa ini ada benarnya juga. Saat saya menceritakan tentang salju, maka saya brcerita sedikit saja kan, cuma : "bagaimana saat salju turun, cara jatuhnya, sampai ketanah, lalu menumpuk". Itu pun tanpa deskripsi lebih detail. Yaa..dimaklumilah, saya kan belum melihat salju dengan nyata, belum ainul yaqqin gitu istilahnya. Cuma baru liat di gambar-gambar, di film, atau di foto-foto. Jadi, saat saya bercerita tentang salju, kurang greget gitu. hehehe.
Di dunia ini, salju itu turun di negara yang memiliki iklim subtropis atau sedang aja ya. Walaupun ada juga di negara tropis seperti Indonesia ini, contohnya di pegunungan Jayawijaya, Papua nan ujung sana. Waaah, beruntung sekali orang-orang yang bisa melihat salju ya. Bisa melihat bagaimana uap air yang membeku di udara itu kemudian jatuh ke bumi,,perlahan-lahan, menjadi kristal lembut, putih, menumpuk..bisa dibikin boneka salju,,huaaahhhh Subhanallah,,ingin liat saljuuuuu.Menarik sepertinya melihat ada butiran-butiran putih jatuh dari langit,,bisa dilihat dari balik jendela, terus sepanjang jalan jadi penuh dengan tumpukan salju putih..suasana yang dingin..hmm, apalagi ya,,pokoknya salju dalam bayangan saya itu indah. Dan melihat salju kemudian menjadi salah satu mimpi saya. Hmm,,tapi mimpi saya bukan melihat salju di Indonesia, pengennya melihat salju di Eropa. Tapi saya juga ga mau pergi ke Eropa tanpa melihat salju. waaaw..keinginan yang semakin mengerucut. (ya,,bermimpilah karena Tuhan yang akan memeluk mimpi-mimpimu ;p)
"..Dan bila suatu ketika
salju turun tanpa sapaan mentari
aku beraharap akan tetap merasakan
hangatnya sinarMu.."
(nanda, januari 2010)
